Sejarah Kerajaan Singhasari

Kerajaan Singhasari didirikan Ken arok tahun 1222. Para Brahmana menobatkan Ken Arok menjadi Raja dengan gelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Ken Arok merupakan pendiri Dinasti Rajasa atau Girindra yang menurunkan para penguasa di Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit. 

Ken Arok menjadi raja Singhasari selama lima tahun. Riwayatnya tak panjang karena ia dibunuh oleh seseorang atas perintah Anusapati, putra dari perkawinan Ken Dedes dengan Tunggul Ametung. Pembunuhan ini dilatar belakangi perasaan dendam atas kematian ayahnya oleh Ken Arok. Tohjaya, putra dari perkawinan Ken Arok dengan Ken Umang berusaha membalas kematian ayahnya. Pada tahun 1248 anusapati berhasil dibunuh ketika sedang menyabung ayam. Tohijaya naik takhta. Namun, ia hanya berkuasa beberapa bulan sebab terbunuh dalam serangan yang dilancarkan oleh para pengikut Ranggawuni. Ranggawuni (putra Anusapati) kemudian dinobatkan menjadi raja Singhasari dengan gelar Sri Jayawisnuwardhana.

Sejarah kerajaan Singhasari diwarnai peperangan dan saling membunuh diantara sesama saudara. Pemicunya adalah keinginan untuk membalas dendam. Perebutan kekuasaan, penghianatan dan serangkaian pembunuhan telah menjatuhkan korban seperti, Ken Arok (1222-1227). Anusapati (1227-1248), Tohjaya (1248) dan korban-korban lainnya. Menurut kitab Pararaton, peristiwa itu tejadi sebagai buah dari sumpah mpu Gandring.

Sejak dipimpin Ranggawuni segenap kerusuhan di Singhasari mulai berhasil dipadamkan. Raggawuni menjalankan pemerintahan didampingi saudara sepupunya, Mahisa Campaka. Mahisa Campaka diberi kedudukan sebagai Ratu Angabhaya (Raja yang berkuasa atas daerah tertentu). Kedua orang tersebut memerintah sebagai raja bersama yang melambangkan Dewa Wisnu dan dewa Indra. Hasil usaha kedua tokoh ini berhasil mengantarkan Kerajaan singhasari ke puncak kejayaan dibawah pimpinan Kertanegara (1268-1292). Kertanegara berusaha memperluas wilayah kekuasaan Singhasari melalui cakrawala mandala, yaitu politik penaklukkan kerajaan-kerajaan diluar jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim Pamalaya ke Kerajaan Melayu sehingga kerajaan tersebut menyatakan berada dibawah naungan Singhasari. Setelah itu, ekspedisi ke daerah lain segera dilancarkan. Ekspedisi itu dilakukan ke Bali, Pahang (Malaysia), sunda, Bakulapura (Kalimantan), dan Gurun (sebelah selatan Bali). Strategi politik ini membawa Singhasari menjadi kerajaan besar di Nusantara.


Bersamaan dengan masa pemerintahan Kertanegara, di Cina berkuasa Kubilai Khan, raja dari Dinasti Mongol. Kubilai khan sangat berambisi menguasai wilayah Asia Tenggara, termasuk Singhasari. Pada tahun 1280 dan 1281 Kubilai Khan mengirimkan utusan ke Singhasari guna meminta Kertanegara mengakui kekuasaan mongol. Namun, Kertanegara selalu menolak. Utusan terakhir tiba di Singhasari tahun 1289. Oleh karena kesal, utusan Kubilai Khan Meng – Chi dikirim kembali setelah dilukai mukanya oleh Kertanegara. Tindakan ini membuat Kubilai Khan marah besar. Sebagai balasan atas penghinaan itu, ia menyiapkan pasukan untuk menyerang singhasari. Pada akhir tahun 1292 dikirimlah pasukan itu ke Jawa dibawah pimpinan tiga orang panglima perang, yaitu Shihpi, Lheh-mi-shih dan Kau Hsing. Kerajaan Singhasari tidak tinggal diam dalam menghadapi kemungkinan serbuan bangsa Mongol. Kertanegara berusaha memperkuat pasukannya dengan menambah jumlah tentaranya. Selain itu ia juga menjalin persahabatan dengan kerajaan-kerajaan lain guna menambah dukungan kekuatan. Persahabatan itu antara lain dilakukan dengan kerajaan Champa di Vietnam. Namun, didalam negeri sendiri Kertanegara mendapat rongrongan dari Jayakatwang, seorang keturunan dari raja Kertajaya (Kediri) yang ingin membangun kembali negerinya. Dengan memanfaatkan keberadaan sebagian pasukan Singhasari yang sedang berada di Melayu, jayakatwang berusaha menyerang singhasari. Kertanegara saaat itu sedang melakukan upacara dengan para Brahmana terbunuh. Menantunya, Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri ke madura. Akhirnya runtuhlah singhasari.

Raja Kertanegara adalah seorang pengikut setia agama siwa-Bhairawa dan Buddha tantrayana. Setelah meninggal ia dicandikan di Singhasari. Candi Singhasari dihiasi dengan tiga buah arca sebagai perwujudan siwa-Buddha dan juga melambangkan perpaduan kepercayaan rakyat Singhasari, yaitu hindu dan buddha.

Ketika tentara mongol datang ke Tanah jawa pada awal tahun 1293, ternyata yang mereka hadapi bukanlah pasukan Singhasari. Tentara mongol harus berhadapan dengan pasukan Jayakatwang. Raden Wijaya yang mengetahui hal itu segera menjalin kerjasama dengan pasukan mongol untuk menyerang Jayakatwang. Tentara Mongol kemudian diakui kekuasaannya oleh Raden Wijaya yang menyetujui aksi serangan itu. Akibatnya pasukan Jayakatwang tidak mampu menahan serbuan pasukan gabungan itu. Setelah mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya dan pasukannya segera melancarkan serangan terhadap tentara Mongol yang tengah mabuk kemenangan.

Sebanyak lebih dari 3.000 pasukan mongol dapat dibinasakan sehingga akhirnya mereka terusir dari tanah Jawa
.

 
© Copyright 2013Sejarah Kerajaan